Pada pria, kekurangan testosteron sering disertai dengan obesitas di daerah sekitar perut. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron mempunyai efek terhadap penurunan penyerapan lipid dan atau meningkatkan mobilisasi lemak dari adiposit, terutama jaringan lemak perut.
Untuk melihat efek testosteron pada lemak, dilakukan penelitian dengan menggunakan asam lemak trigliserida dan diukur penggabungan asam lemak ke dalam jaringan adiposa di dua wilayah yang berbeda dari tubuh yaitu perut dan paha. Subyek penelitian adalah semua abdomen pria obesitas dan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok satu menerima topikal krim testosteron alami, kelompok kedua menerima metabolit testosteron yang disebut dihidrotestosteron, sedangkan kelompok ketiga diberi krim plasebo. Setelah dua bulan, dalam kelompok topikal krim testosteron alami terlihat pengurangan penyerapan trigliserida sebanyak 34% dan meningkatkan tingkat turnover trigliserida dalam adiposa tissue pada perut.
Menariknya, penyerapan trigliserida pada awal penelitian adalah 20% lebih besar oleh lemak perut dibandingkan dengan lemak paha. Hal ini membantu menjelaskan mengapa begitu banyak orang menderita melebarnya lingkar pinggang (bertambah berat badan) seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada pria dengan kekurangan testosteron. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan testosteron berpengaruh pada penyerapan trigliserida oleh sel-sel lemak di perut, sementara secara bersamaan memicu pelepasan timbunan lemak di perut secara lebih cepat.
Mekanisme yang mendasari penelitian tersebut adalah 47% penurunan signifikan aktivitas lipoprotein lipase di daerah perut. Seperti yang dibahas sebelumnya, lipoprotein lipase terlibat dalam deposisi trigliserida dalam adiposit, sehingga menyebabkan sel-sel lemak bertambah dan menjadi obesitas.
Trigliserida adalah bentuk dominan dari lemak yang bloats adipoctyes. Kelebihan lemak dalam aliran darah setelah makan (postprandial lipemia) sering digambarkan sebagai hipertrigliseridemia postprandial. Menariknya, suplementasi testosteron dapat mengurangi tingkat trigliserida darah tetapi dapat meningkatkan kerusakan hati (karena peningkatan aktivitas lipase hepatik). Testosteron juga meningkatkan sensitivitas insulin dan dapat memfasilitasi pengurangan postprandial hyperglycemia. Beberapa mekanisme tambahan mengidentifikasi kemungkinan testosteron mempunyai efek mengurangi tingkat trigliserida dalam adiposit abdominal (sel lemak) pada pria.
Hasil beberapa penelitian didapatkan data penurunan lemak perut pada pria dengan testosteron rendah (di bawah 20 pg/mL) yang mengkonsumsi testosterone. Tingkat estradiol yang optimal pada pria berkisar antara 20-30 pg/mL darah. Kelebihan estradiol dapat dengan mudah ditekan dengan obat aromatase dengan dosis 0,5 mg dua kali seminggu.
Pastikan bahwa tingkat estradiol tidak diturunkan di bawah 20 pg/mL darah karena hal ini dapat menonaktifkan testosteron untuk menginduksi kehilangan lemak perut. Pria dengan kelebihan berat badan biasanya payudaranya membesar (gynecomastia) yang disebabkan oleh kelebihan estradiol. Kelebihan estradiol pada pria yang sudah berumur adalah hasil dari aromatisasi testosteron pada estradiol dalam adiposit perut, sulit untuk memahami efek testosteron dalam mengurangi lemak perut karena tergantung pada aromatisasi signifikan estradiol.
Anda dapat menghitung berat badan ideal pada artikel Cara Menurunkan Berat Badan.
Untuk melihat efek testosteron pada lemak, dilakukan penelitian dengan menggunakan asam lemak trigliserida dan diukur penggabungan asam lemak ke dalam jaringan adiposa di dua wilayah yang berbeda dari tubuh yaitu perut dan paha. Subyek penelitian adalah semua abdomen pria obesitas dan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok satu menerima topikal krim testosteron alami, kelompok kedua menerima metabolit testosteron yang disebut dihidrotestosteron, sedangkan kelompok ketiga diberi krim plasebo. Setelah dua bulan, dalam kelompok topikal krim testosteron alami terlihat pengurangan penyerapan trigliserida sebanyak 34% dan meningkatkan tingkat turnover trigliserida dalam adiposa tissue pada perut.
Menariknya, penyerapan trigliserida pada awal penelitian adalah 20% lebih besar oleh lemak perut dibandingkan dengan lemak paha. Hal ini membantu menjelaskan mengapa begitu banyak orang menderita melebarnya lingkar pinggang (bertambah berat badan) seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada pria dengan kekurangan testosteron. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan testosteron berpengaruh pada penyerapan trigliserida oleh sel-sel lemak di perut, sementara secara bersamaan memicu pelepasan timbunan lemak di perut secara lebih cepat.
Mekanisme yang mendasari penelitian tersebut adalah 47% penurunan signifikan aktivitas lipoprotein lipase di daerah perut. Seperti yang dibahas sebelumnya, lipoprotein lipase terlibat dalam deposisi trigliserida dalam adiposit, sehingga menyebabkan sel-sel lemak bertambah dan menjadi obesitas.
Trigliserida adalah bentuk dominan dari lemak yang bloats adipoctyes. Kelebihan lemak dalam aliran darah setelah makan (postprandial lipemia) sering digambarkan sebagai hipertrigliseridemia postprandial. Menariknya, suplementasi testosteron dapat mengurangi tingkat trigliserida darah tetapi dapat meningkatkan kerusakan hati (karena peningkatan aktivitas lipase hepatik). Testosteron juga meningkatkan sensitivitas insulin dan dapat memfasilitasi pengurangan postprandial hyperglycemia. Beberapa mekanisme tambahan mengidentifikasi kemungkinan testosteron mempunyai efek mengurangi tingkat trigliserida dalam adiposit abdominal (sel lemak) pada pria.
Hasil beberapa penelitian didapatkan data penurunan lemak perut pada pria dengan testosteron rendah (di bawah 20 pg/mL) yang mengkonsumsi testosterone. Tingkat estradiol yang optimal pada pria berkisar antara 20-30 pg/mL darah. Kelebihan estradiol dapat dengan mudah ditekan dengan obat aromatase dengan dosis 0,5 mg dua kali seminggu.
Pastikan bahwa tingkat estradiol tidak diturunkan di bawah 20 pg/mL darah karena hal ini dapat menonaktifkan testosteron untuk menginduksi kehilangan lemak perut. Pria dengan kelebihan berat badan biasanya payudaranya membesar (gynecomastia) yang disebabkan oleh kelebihan estradiol. Kelebihan estradiol pada pria yang sudah berumur adalah hasil dari aromatisasi testosteron pada estradiol dalam adiposit perut, sulit untuk memahami efek testosteron dalam mengurangi lemak perut karena tergantung pada aromatisasi signifikan estradiol.
Anda dapat menghitung berat badan ideal pada artikel Cara Menurunkan Berat Badan.
Sumber : Life Extension
No comments:
Post a Comment